Sekjen PDIP vs Budiman: Ganjar Prabowo Siapa Lebih Seperti Jokowi?

Sekjen PDIP vs Budiman: Ganjar Prabowo Siapa Lebih Seperti Jokowi?

Portal Solidario – Perseteruan antara Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dan Direktur Juru Debat Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming, Budiman Sudjatmiko, kembali memanas. Keduanya saling balas argumen terkait siapa yang lebih seperti Presiden Joko Widodo (Jokowi) antara Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.

Perseteruan ini bermula dari pernyataan Hasto yang menyebut bahwa Prabowo Subianto berusaha meniru gaya Jokowi di debat perdana Pilpres 2024. Hasto juga menyebut bahwa justru Ganjar Pranowo yang dinilai seperti Jokowi.

“Pak Prabowo itu bukan Pak Jokowi dan dari sisi spiritnya, sisi kebijakannya, itu berbeda. Maunya meniru hasilnya berbeda. Hasilnya Pak Ganjar yang seperti Pak Jokowi,” kata Hasto dalam keterangannya, Rabu (13/7/2023).

Menanggapi pernyataan Hasto, Budiman Sudjatmiko menegaskan bahwa Prabowo Subianto bukanlah peniru Jokowi. Menurut Budiman, Prabowo Subianto justru merupakan penerus kepemimpinan Jokowi.

“Ada yang meniru Pak Jokowi padahal seharusnya jadi penerusnya. Pak Prabowo lebih memilih jadi penerus bukan peniru, oke?” ujar Budiman dalam keterangannya, Kamis (14/7/2023).

Budiman juga menyebut bahwa Prabowo Subianto memiliki pengalaman dan track record yang panjang dalam pemerintahan. Prabowo Subianto pernah menjabat sebagai Menteri Pertahanan di era Jokowi selama dua periode.

“Pak Prabowo itu bukan peniru, tapi penerus. Beliau punya pengalaman dan track record yang panjang dalam pemerintahan,” kata Budiman.

Perseteruan antara Hasto dan Budiman ini pun mendapat tanggapan dari berbagai pihak. Sebagian pihak menilai bahwa perseteruan ini merupakan hal yang wajar dalam kontestasi politik. Namun, sebagian pihak lain menilai bahwa perseteruan ini tidak perlu diperpanjang karena justru akan merugikan kedua belah pihak.

Komentar dari para pengamat

Pakar politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Amien Waseso, menilai bahwa perseteruan antara Hasto dan Budiman ini merupakan hal yang wajar dalam kontestasi politik. Menurut Amien, kedua belah pihak saling berusaha untuk mempromosikan capres yang mereka usung.

“Itu hal yang wajar dalam kontestasi politik. Kedua belah pihak saling berusaha untuk mempromosikan capres yang mereka usung,” kata Amien kepada CNN Indonesia, Jumat (15/7/2023).

Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI), Rocky Gerung, menilai bahwa perseteruan antara Hasto dan Budiman ini tidak perlu diperpanjang karena justru akan merugikan kedua belah pihak. Menurut Rocky, perseteruan ini menunjukkan bahwa kedua belah pihak tidak memiliki visi yang jelas untuk Indonesia.

“Itu tidak perlu diperpanjang karena justru akan merugikan kedua belah pihak. Perseteruan itu menunjukkan bahwa kedua belah pihak tidak punya visi yang jelas untuk Indonesia,” kata Rocky kepada CNN Indonesia.

Perseteruan antara Hasto dan Budiman ini diperkirakan akan terus berlanjut hingga menjelang Pilpres 2024. Perseteruan ini pun menjadi salah satu hal yang menarik perhatian publik menjelang kontestasi politik tersebut.